Modus Dipacari, 2 Siswi SMP di Kuantan Singingi Dijual Pengedar Sabu ke Pria Hidung Belang

Modus RI (28) dalam menjerat kedua pelajar SMP di Kuantan Singingi tersebut adalah dengan memacari kedua korbannya secara terpisah. Setelah dibuat nyaman menjalin asmara, RI kemudian menyetubuhi para korbannya satu persatu.
Dalam menjalankan aksinya, RI yang ternyata juga berprofesi sebagai pengedar narkoba jenis sabu-sabu dibantu kekasihnya MA (20). "Kasus tersebut terungkap setelah dilakukan penggerebekan di sebuah rumah kontrakan di Kelurahan Sungai Jering, Kecamatan Kuantan Tengah, Rabu (4/12/2024) sekitar pukul 02.00 WIB dinihari kemarin," jelas Kapolres Kuansing AKBP Pangucap Priyo Soegito melalui Kasat Reskrim AKP Shilton membeberkan kronologi, motif dan modus pelaku seperti dikutip dari Tribun Pekanbaru.com.
AKP Shilton mengatakan bahwa kronologi penggerebekan berawal dari laporan masyarakat yang curiga dengan aktifitas RI dan MA. Dimana di rumah kontrakan RI dan MA, warga kerap melihat dua siswi SMP dan pria hidung belang yang datang silih berganti.
Mendapat laporan tersebut, tim Satreskrim Polres Kuansing pun langsung melakukan penyelidikan. Benar saja, ketika polisi menggerebek kontrakan tersebut, mereka menemukan dua siswi SMP bersama RI dan MA.
Belakangan terungkap, selain menjalankan bisnis prostitusi yang melibatkan dua siswi SMP, RI dan MA juga menjalankan bisnis haram lainnya. Adapun bisnis haram lainnya itu adalah bisnis sabu.
Dari keterangan kedua siswi yang masih duduk di bangku kelas dua itu terungkap juga fakta lainnya. Sebelum dijual ke pria hidung belang, kedua siswi SMP tersebut ternyata telah berulangkali disetubuhi oleh RI di sejumlah lokasi. "Kedua korban yang masih di bawah umur itu dijual melalui aplikasi Kencana Mi Chat oleh kedua pelaku, RI juga telah berulangkali menyetubuhi kedua pelajar SMP tersebut," ujar AKP Shilton.
"Terkait sejak kapan korban disetubuhi dan dijual, masih pemeriksaan penyidik," ujar Shilton.
Setelah itu mereka dipaksa untuk melayani pria hidung belang dengan tarif Rp 350 ribu sekali kencan atau short time (ST).
"Mereka melayani pria hidung belang di rumah kontrakan dan di salah satu wisma di Kuansing. Dari tarif Rp 350 ribu, kedua korban hanya menerima upah sekitar Rp 50.000 hingga Rp 100.000," ujar AKP Shilton.
Mirisnya salah satu korbannya adalah anak yatim piatu. Salah satu korba yatim piatu tersebut, awalnya tinggal dan dibesarkan oleh neneknya.
Namun beberapa tahun lalu nenek korban meninggal dunia. "Setelah neneknya meninggal, korban pun tinggal di rumah pamannya. Kemungkinan karena kurangnya pengawasan keluarga, korban pun terjerat oleh pelaku," ujar Shilton.
Sementara siswi SMP kedua yang menjadi korban, masih tinggal dengan orangtuanya yang masih lengkap. Hanya saja, korban kedua kerap menghabiskan waktunya bersama RI, MA dan korban pertama.
Saat dilakukan penggeledahan, ternyata polisi menemukan puluhan paket sabu.
"Ada 47 paket sabu siap edar yang kami temukan. Selain sabu kami juga menemukan alat hisap dan sejumlah uang tunai yang diduga hasil bisnis sabu dan prostitusi," ujar Shilton.
Ketika ditanya apakah kedua siswi SMP tersebut juga dicekoki narkoba oleh RI dan MA, AKP Shilton mengatakan bahwa dari hasil tes urine, kedua siswi SMP tersebut bersih dari Narkoba.
Bahkan kedua korban tidak menyadari jika RI dan MA adalah pengedar sabu.
"Kedua korban malah tidak mengetahui jika RI dan MA juga adalah pengedar sabu," ujar Shilton. (Red001)
Tulis Komentar