QRIS : Manfaat atau Mudharat?

Oleh : Amelia  Fitri (Mahasiswa MKn Universitas Andalas)

Di era revolusi 5.0 ini semua kegiatan termasuk dalam sektor ekonomi dilakukan secara digital, termasuk dalam hal transaksi pembayaran dengan menggunakan QRIS. Apa itu QRIS?
QRIS, dibaca kris, adalah singkatan dari Quick Response Code Indonesia Standard sebuah sistem yang dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR code lebih mudah, cepat, dan aman.
QRIS dapat memproses transaksi aplikasi pembayaran apapun yang menggunakan QR code sehingga Masyarakat hanya membutuhkan satu aplikasi pembayaran untuk berbagai transaksi yang dibutuhkan. QRIS berlaku di Indonesia sejak Agustus 2019 berdasarkan Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 21/18/PADG/2019 tentang Implementasi Standar Nasional Quick Response Code untuk pembayaran, dan diperbarui dengan Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 24/1/PADG/2022 tanggal 25 Februari 2022 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 21/18/PADG/2019 tentang Implementasi Standar Nasional Quick Response Code untuk pembayaran.
Semenjak diberlakukannya QRIS di Indonesia, hampir seluruh usaha dari berbagai bidang dari yang skala besar, mall dan pusat perbelanjaan, sampai dengan skala kecil seperti warung pinggir jalan menggunakan QRIS sebagai salah satu metode pembayaran, hal ini tentu mempermudah konsumen dalam melakukan transaksi pembayaran dan dianggap lebih efektif karna tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar ataupun drama menunggu uang kembalian. Namun, dibalik seluruh kemudahan akan tetap ada celah kekurangannya.
Ahli keamanan cyber, Alfons Tanujaya dari vaksinkom, menyatakan kelebihan QRIS adalah dapat menampung informasi sebanyak-banyaknya dan sulit dipalsukan karena format kodenya tidak dapat diubah manusia dan hanya dapat dibaca oleh pemindai QRIS. Namun, justru karna tidak bisa dengan mudah dikenali manusia, oknum-oknum tidak bertanggungjawab memanfaatkan hal tersebut sebagai peluang untuk melakukan penipuan. Karena bentuk kode yang berbentuk kotak-kotak tidak beraturan sehingga sulit untuk diidentifikasi perbedaannya oleh manusia. “yang menjadi masalah adalah nama rujuan penerima QRIS ini bisa diganti oleh pemilik sehingga sangat mudah dipalsukan”, ujar Alfons.
Salah satu kejadian pemalsuan QRIS yang cukup menggemparkan adalah QRIS kotak amal masjid pada 2023 lalu. Berdasarkan keterangan Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Metro Jaya, Kombes Auliansyah Lubis, pelaku dikenal dengan nama M. Imam Mahlil Lubis melakukan modus penipuan dengan menimpa stiker QRIS asli milik masjid dengan stiker QRIS miliknya. QRIS asli milik masjid terdaftar dengan nama “MASJID ISTIQLAL”, sedangkan QRIS yang ditimpa oleh pelaku penipuan terdaftar dengan nama “RESTORASI MESJID”. Diketahui bahwa pelaku telah menjalankan aksinya di 38 titik masjid dan mushola pada April 2023.
Lantas bagaimana untuk mencegah kejatan seperti itu terulang Kembali? Dilansir dari laman resmi Bank Indonesia, konsumen saat menggunakan pembayaran dengan QR code harus teliti memverifikasi keakuratan dalam tiap transaksi. Saat mengunduh aplikasi pembayaran menggunakan QRIS, konsumen harus memastikan bahwa aplikasi yang digunakan adalah aplikasi resmi yang authorized sesuai petunjuk masing-masing Penyedia Jasa Sistem Pembayaran (PJSP). Setelah memindai QRIS, konsumen wajib memeriksa bahwa nama merchant yang ditampilkan pada aplikasi QRIS sesuai dengan dengan nama merchant yang ditampilkan di atas label QRIS. Jika konsumen mencurigai adanya penipuan atau permasalahan transaksi, segera hubungi PJSP terkait. Terlepas dari kekurangan tersebut, diakui QRIS cukup mempermudah system pembayaran di era digital kini.
Berdasarkan data per november 2023, departemen komunikasi Bank Indonesia, transaksi QRIS mencapai Rp24,97 triliun dengan jumlah pengguna sebanyak 43,44 juta. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan nilai nominal transaksi tumbuh sebesar 186,08% secara tahunan. Perry mengungkapkan selain nilai transaksi pengguna QRIS yang mengalami kenaikan, nilai transaksi uang elektronik dan digital banking juga tumbuh.
Untuk itu penggunaan QRIS dapat dikatakan cukup membantu meskipun masih memiliki kekurangan, namun hal tersebut dapat dicegah sepanjang konsumen bersikap hati-hati dan teiliti dalam melakukan transaksi. Diharapkan kedepannya Bank Indonesia melakukan evaluasi dan peningkatan dalam keamanan penggunaan QRIS.(***)